BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sebagian besar korporasi kecil maupun besar memandang bahwa pengunaan TI  untuk mendukung proses bisnis menjadi sesuatu yang penting. TI bukanlah hal baru dalam dunia bisnis karena dalam beberapa dekade terakhir ini, TI telah menjadi pendukung dalam proses bisnis perusahaan. Pada awal pemanfaatannya TI hanya dimanfaatkan untuk proses perhitungan tetapi seiring berkembangnya teknologi dan desakan untuk meningkatkan proses bisnis perusahaan maka TI saat ini digunakan untuk mendukung berbagai proses bisnis.
            Kebutuhan informasi menjadi salah satu faktor penggunaan TI, karena dengan TI kita dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat, dan bisa diakses kapanpun dibutuhkan. Saat ini informasi menjadi dasar dan pendukung dalam pengambilan keputusan, karena penggunaan TI pada saat ini bukan hanya untuk membantu proses perhitungan tetapi penggunaan TI telah mencapai satu titik yang sangat tinggi, yakni sebagai alat pendukung pengambilan keputusan.
            TI memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran bisnis. Tantangan bisnis pada saat ini adalah peningkatan performa bisnis, peningkatan ROI, meminimalkan biaya dan waktu pada pasar, meminimalkan resiko pada dunia bisnis yang selalu berubah. TI juga memiliki tantangan, yakni menghubungkan bisnis dan IT, meminimalkan biaya dan kompleksitas (kerumitan), mengoptimalisasi sumber daya dan biaya, memastikan sebuah lingkungan TI yang stabil dan fleksibel. Apabila tantangan pada TI dapat dihadapi dengan baik maka sasaran perusahaan dapat tercapai.
Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini dimuat setidaknya sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, CObit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja.
COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.
Cobit berorientasi proses, dimana secara praktis Cobit dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memanfaatkan IT. Cobit memberikan panduan kerangka kerja yang bisa mengendalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam organisasi.

1.2  Ruang Lingkup
Hal-hal yang dibahas adalah COBIT Framework.

1.3  Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat memahami COBIT Framework.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cobit Framework
COBIT Framework berdasarkan pada pernyataan bahwa IT harus mengirimkan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran.

Gambar Arah pengiriman nilai TI

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa informasi digunakan untuk mencapai sasaran bisnis. Untuk menciptakan sebuah informasi yang baik dan berintegritas tinggi diperlukan penangkapan data dari proses kemudian data tersebut dilah menjadi informasi. Informasi digunakan untuk membantu proses bisnis, pengambilan keputusan, dan lain sebagainya. Bisnis proses dilakukan secara simultan sesuai untuk mencapai sasaran bisnis.
Sebuah TI yang baik adalah TI yang dapat menyediakan informasi ketika dibutuhkan, dan informasi itu benar-benar berguna untuk peningkatan efektivitas proses bisnis. Apabila TI tidak bisa mencapai tujuan dan sasarannya maka yang terjadi adalah kegagalan proyek TI. COBIT Framework membantu meluruskan TI dan bisnis dengan cara memfokuskan kebutuhan informasi pada bisnis dan mengelola sumber daya IT. COBIT menyediakan framework dan tata cara untuk mengimplementasikan IT Governance.
Prinsip dasar dari COBIT Framework adalah untuk menghubungkan ekspektasi manajemen TI dengan tanggung jawab manajemen TI. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi IT governance untuk mengirimkan nilai TI untuk menanggulangi resiko TI.
Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :
1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

Keempat domain tersebut diatas kemudian dijabarkan menjadi 34 faktor resiko yang harus dievaluasi jika ingin diperoleh suatu kesimpulan mengenai seberapa besar kepedulian manajemen terhadap teknologi informasi, serta bagaimana teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi.

Kerangka Cobit.png
Gambar Kerangka COBIT (COBIT Framework)

PLANNING AND ORGANISATION (PO)
1

2

3
4

5
6

7
8

9
10
11
P01

P02

PO3
PO4

PO5
PO6

PO7
PO8

PO9
PO10
PO11
Menetapkan Rencana Strategis Teknologi Informasi (Define a Strategic IT Plan)
Menetapkan Arsitektur Informasi (Define the Information Architecture)
Menetapkan Arah Teknologi (Determine Technological Direction)
Menetapkan Organisasi TI dan Hubungannya (Define the IT Organisation and Relationships)
Mengatur Investasi TI (Manage the IT Investment)
Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan Manajemen (Communicate Management Aims and Direction)
Mengelola Sumberdaya Manusia (Manage Human Resources)
Memastikan Kesesuaian dengan Kebutuhan-kebutuhan eksternal (Ensure Compliance with External Requirements)
Menilai Resiko (Assess Risks)
Mengatur Proyek (Manage Projects)
Mengatur Kualitas (Manage Quality)

ACQUISITION AND IMPLEMENTATION (AI)
12

13

14

15

16
17
AI1

AI2

AI3

AI4

AI5
AI6
Identifikasi solusi-solusi otomatisasi (Identify Automated Solutions)
Memperoleh dan memelihara Perangkat Lunak Aplikasi (Acquireand Maintain Application Software)
Memperoleh dan memelihara Infrastruktur Teknologi (Acquire and Maintain Technology Infrastructure)
Mengembangkan dan memelihara prosedur (Develop and Maintain Procedures)
Instalasi dan pengakuan sistem (Install and Accredit Systems)
Mengatur Perubahan (Manage Changes)

DELIVERY AND SUPPORT (DS)


18

19
20

21
22
23

24
25

26
27

28
29
30
DS1

DS2
DS3

DS4
DS5
DS6

DS7
DS8

DS9
DS10

DS11
DS12
DS13
Menetapkan dan mengatur tingkatan pelayanan (Define and Manage Service Levels)
Mengelola layanan pihak ke tiga (Manage Third-Party Services)
Mengelola kapasitas dan kinerja (Manage Performance and Capacity)
Menjamin layanan berkelanjutan (Ensure Continuous Service)
Menjamin keamanan sistem (Ensure Systems Security)
Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya (Identify and Allocate Costs)
Mendidik dan melatih user (Educate and Train Users)
Membantu dan memberikan masukan kepada pelanggan (Assist and Advise Customers)
Mengelola konfigurasi (Manage the Configuration)
Mengelola kegiatan dan permasalahan (Manage Problems and Incidents)
Mengelola Data (Manage Data)
Mengelola Fasilitas (Manage Facilities)
Mengelola Operasi (Manage Operations)

MONITORING (M)
31
32

33
34
M1
M2

M3
M4
Mengawasi proses (Monitor the Processes)
Menilai kecukupan pengendalian internal (Assess Internal Control Adequacy)
Memperoleh jaminan independen (Obtain Independent Assurance)
Menyediakan Audit Independen (Provide for Independent Audit)

Secara keseluruhan 34 proses diataslah yang digunakan sebagai panduan dalam menangani masalah tata kelola IT atau pembuatan IT strategic plan, meskipun dalam prakteknya tidak mesti menggunakan 34 proses tersebut karena proses-proses tersebut menyesuaikan dengan kondisi organisasi.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
ü  Effectiveness
Menitik beratkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
ü  Efficiency
Menitik beratkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
ü  Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
ü  Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
ü  Availability
Menitik beratkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
ü  Compliance
Menitik beratkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
ü  Reliability
Menitik beratkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.

Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang. Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.
Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI.
Maturity model dapat digunakan untuk memetakan :
1.      Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu.
2.      Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
3.      Status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
4.      Strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan)


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip dasar dari COBIT Framework adalah untuk menghubungkan ekspektasi manajemen IT dengan tanggung jawab manajemen TI. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi IT governance untuk mengirimkan nilai TI untuk menanggulangi resiko TI.

3.2 Saran
Sebaiknya perusahaan juga menggunakan COBIT framework untuk mengimbangi IT Governance di dalam perusahaan, COBIT dapat membantu mengatur hal-hal yang berhubungan dengan keuangan dan audit.



Sumber

https://dosenindonesia.wordpress.com/tag/cobit/ diakses jam 22.45 tanggal 6 Juli 2015
 Download : https://drive.google.com/open?id=0B3wTFIyXrKE2SDNBWEJON3Mtdlk


Post a Comment